Mengingat Ian (my junior) sudah beberapa kali minta diajak ke puncak monas, maka hari Sabtu ini kita memutuskan untuk pergi ke Monas (Monumen Nasional). Sebenarnya kita sudah sering ke Monas buat lari pagi atau bersepeda tetapi untuk naik ke puncak Monas kita belum pernah sama sekali karena malas melihat antrian yang panjang untuk naik ke puncak. Oleh karena itu, pagi2 jam 07.00 WIB kita sudah meluncur dari serpong menuju Monas.
Sepertinya pagi ini perjalanan menuju Monas berjalan mulus, tidak bertemu kemacetan di tol maupun di jalan tomang menuju harmoni. Akhirnya sampailah kita di parkiran Monas pukul 08.00 WIB dan kita datang lebih awal dari waktu buka loket 08.30 WIB. Suasana Monas hari Sabtu tidak terlalu ramai jika dibandingkan dengan hari Minggu, semoga saja pengunjung yang naik puncak Monas tidak terlalu banyak pagi ini.
Untuk masuk ke Puncak Monas kita turun ke bawah gerbang terowongan dekat patung diponegoro yang lagi naik kuda. Untuk naik ke puncak Monas kita akan bertemu dengan 2 loket, yaitu loket pertama untuk masuk ke pelataran/cawan Monas dan loket kedua untuk naik ke puncaknya. Tarif di loket pertama cukup murah, Rp2.500,-/orang dan Rp1.000,-/pelajar, sementara tarif di loket kedua juga relatif murah Rp7.500,-/orang dan Rp3.500,-/pelajar.
Pagi ini matahari cukup terik dan jalan dari parkiran mobil ke patung diponegoro lumayan jauh. Seharusnya ada kereta wisata yang biasanya berputar2 mengantarkan pengujung dari parkiran ke gerbang masuk atau sebaliknya, tetapi seperti sudah dimaklumi pengelola wisata kita gak pernah konsisten terhadap pelayanannya. Dari gerbang masuk, kita akan melalui terowongan menuju loket pertama. Setelah loket pertama kita naik tangga ke pelataran monas dan kemudian masuk ke dalam Monas. Sebaiknya bawa payung atau topi saat ke Monas karena matahari cukup terik di pagi hari dan tidak ada pepohonan yang membuat teduh (bukan di area taman monas).
Di dalam Monas terdapat ruangan yang berisi diorama di sekeliling ruangan tersebut. Diorama-diorama tersebut mengisahkan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari masa kerajaan sampai dengan masa kemerdekaan. Melihat diorama tersebut seakan balik ke masa-masa sekolah dengan pelajaran sejarah dan senang melihat Ian tertarik dengan melihat diorama sehingga tidak satupun yang terlewat. Selain diorama terdapat pula satu rumah-kemah yang disebut box info transportasi kota Jakarta berukuran mungkin 4m x 4m.
Di rumah kemah ini terdapat informasi mengenai transportasi dan peta kota jakarta serta miniatur kota Jakarta di tengah-tengah rumah-kemah. Sebenarnya kecewa melihat miniatur kota jakarta yang sepertinya dibuat seadanya, jauh banget jika dibandingkan miniatur kota shanghai yang begitu detail hingga persis di Shanghai Urban Planning Exhibition Center (liat posting sebelumnya dan bukannya mau pamer loh hehehe..). Dari ruangan ini kita lanjut naik tangga ke loket kedua untuk membeli tiket naik ke puncak Monas.
Di rumah kemah ini terdapat informasi mengenai transportasi dan peta kota jakarta serta miniatur kota Jakarta di tengah-tengah rumah-kemah. Sebenarnya kecewa melihat miniatur kota jakarta yang sepertinya dibuat seadanya, jauh banget jika dibandingkan miniatur kota shanghai yang begitu detail hingga persis di Shanghai Urban Planning Exhibition Center (liat posting sebelumnya dan bukannya mau pamer loh hehehe..). Dari ruangan ini kita lanjut naik tangga ke loket kedua untuk membeli tiket naik ke puncak Monas.
Setelah membeli tiket di loket kedua, kita naik tangga lagi dan buat yang mau ke sana disaranin untuk nyiapin dengkul yang baik karena bakal naik tangga terus. Namun untuk ke puncak kita ga perlu naik tangga, (ampun aja naik tangga ampe puncak mana bayar lagi) kita bisa naik lift. Mungkin di sini permasalahan kenapa antrian bisa panjang banget, lift yang ada cuma satu dan hanya menampung 11 orang sudah termasuk penjaga lift. Di lift cuma tertera 3 lantai, yaitu lantai dasar, lantai pelataran/cawan dan puncak. Akhirnya sampai juga kita di puncak Monas yang berupa ruangan persegi (11 m x 11m).
Di puncak Monas cukup sejuk karena banyak angin dan kita bisa lihat kota Jakarta dari ketinggian. Di puncak terdapat empat teropong di setiap sudutnya untuk melihat Jakarta lebih dekat. Untuk dapat menggunakan teropong kita harus membeli koin dengan Rp2.000,-/koin. Setelah puas berada di puncak Monas, kita kembali antri di depan lift untuk turun. Kita akan diturunkan di lantai 2 atau pelataran/cawan Monas dan untuk ke lantai satu kita harus turun melalui tangga (lumayan makan energi nih turunnya).
Sebelum keluar dari Monas, kita sempat masuk ke ruangan proklamasi yang berada di samping kanan lift. Ruangan proklamasi berbentuk stadiun mini dengan tiang persegi di tengah-tengah ruangan. Setiap sisi tiang terdapat, patung garuda, naskah proklamasi, peta Indonesia dan lemari bingkai yang berisi teks proklamasi. Pada pukul 09.00 WIB lemari bingkai tersebut akan terbuka dan terlihat teks proklamasi serta terdengar suara Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi tersebut.
Berikut photo2 dari puncak monas yang diambil dari keempat sisi...
Berikut photo2 dari puncak monas yang diambil dari keempat sisi...
Selesai sudah misi kita menuju puncak Monas, perjalanan berlanjut ke mall hahaha kembali ke selera asal...
link lain terkait monas: http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/102-monas-monumen-nasional-jakarta.html
No comments:
Post a Comment