Tabulampot, tanaman buah dalam pot, salah satu cara menanam yang mungkin dapat menjadi pilihan bagi orang yang memiliki hobby menanam atau berkebun tetapi tidak memiliki lahan yang cukup luas. Tanaman buah yang dapat ditanam di dalam pot bermacam-macam jenisnya antara lain mangga, jambu air, belimbing dan sawo. Untuk sebagian orang, tabulampot mungkin cara menanam yang "tega" karena tanaman akan selalu dibuat tumbuh minimalis dan jumlah buahnya pun dibatasi. Hal ini dilakukan karena media tanamnya hanya sebesar pot besar dan justru hal ini yang menjadi tantangan bagi sebagian orang.
Setelah membaca beberapa tulisan mengenai tabulampot dan melihat-lihat gambar tabulampot, aku pun tertarik untuk memulai menanam tabulampot. Aku mulai dengan menanam dua jenis tabulampot, yaitu jambu air dan belimbing. Kebetulan dua bibit tanaman tersebut aku dari acara "jalan sehat Dompet Dhuafa Go Green" sebagai suvenir sekitar bulan November 2010.
Kedua tanaman tersebut aku tanam ke dalam pot (sebenarnya sih ember galon bekas cat). Pada masa awal tanam, kedua tabulampotku seperti hidup segan mati tak mau (daunnya sedikit layu), meskipun sudah rajin disiram setiap pagi dan sore. Mungkin tabulampotku kurang nutrisi, jadi keduanya aku berikan pupuk urea. Berkat pupuk urea, kedua tabulampotku mulai terlihat segar dan tumbuh daun2 muda yang baru.
Perkembangan selanjutnya, aku ingin tabulampotku segera menghasilkan buah. Aku kembali melihat2 referensi tulisan tabulampot dan mencari tips agar tabulampot dapat segera berbuah. Beberapa tulisan menyarankan untuk menambah nutrisi tabulampot dengan memberikan pupuk NPK. Bagi seorang pemula, tidak perlu kuatir kesulitan mencari pupuk tanaman karena di beberapa supermarket besar bermacam2 pupuk telah tersedia dengan kemasan kecil2.
Setelah diberi pupuk NPK, sepertinya memberikan dampak positif untuk tabulampot belimbing tetapi tidak untuk tabulampot jambu air. Hal ini mungkin karena perbedaan karakteristik dari masing-masing tanaman. Tabulampot belimbingku terlihat mengeluarkan daun2 baru dan cabang2 baru disertai dengan bunga2. Sesuai arahan dari tulisan yang telah ku baca, beberapa cabang/ranting tanaman terpaksa dipangkas agar nutrisi tanaman bisa menjadi ke bunga atau bakal buah. Terbukti sudah beberapa bunga yang telah menjadi buah tetapi entah kenapa buah yang masih muda dan kecil itu selalu gugur. Saat ini tabulampot belimbingku hanya punya satu putra mahkota (satu2nya buah yang tumbuh besar).
Berbeda dengan tabulampot belimbingku, tabulampot jambu airku berakhir mengenaskan. Hal ini berawal dari tugas sekolah putri "asisten" istri, yang diminta menjual pupuk organik di lingkungan rumahnya. Berpikir bakal memberikan manfaat bagi tabulampotku, aku pun membeli satu kemasan pupuk organik yang berwarna hitam. Entah kenapa tempatku menaruh pupuk organik tersebut kemasukan air, sehingga terbentuklah larutan hitam pupuk organik dengan bau menyengat. Berpikir sayang kalau dibuang begitu saja, larutan hitam pupuk organik itu aku tuangkan saja ke tabulampot jambu airku.
Sungguh dampaknya luar biasa, daun2 yang berwarna hijau dengan mudah berguguran bahkan daun2 muda yang baru tumbuh pun demikian. Akhirnya tabulampot jambu airku berubah jadi pohon jati ketika sedang merangas atau seperti a man without hairs hahaha... Aku memutuskan untuk memangkas tabulampot tersebut dan terlihat di dalam batang tanaman jambu airku berwarna hitam. Ternyata tabulampot jambu airku terkena "OVer DosiS" alias OD sehingga berakhir mengenaskan... :(
Setelah membaca beberapa tulisan mengenai tabulampot dan melihat-lihat gambar tabulampot, aku pun tertarik untuk memulai menanam tabulampot. Aku mulai dengan menanam dua jenis tabulampot, yaitu jambu air dan belimbing. Kebetulan dua bibit tanaman tersebut aku dari acara "jalan sehat Dompet Dhuafa Go Green" sebagai suvenir sekitar bulan November 2010.
Kedua tanaman tersebut aku tanam ke dalam pot (sebenarnya sih ember galon bekas cat). Pada masa awal tanam, kedua tabulampotku seperti hidup segan mati tak mau (daunnya sedikit layu), meskipun sudah rajin disiram setiap pagi dan sore. Mungkin tabulampotku kurang nutrisi, jadi keduanya aku berikan pupuk urea. Berkat pupuk urea, kedua tabulampotku mulai terlihat segar dan tumbuh daun2 muda yang baru.
Perkembangan selanjutnya, aku ingin tabulampotku segera menghasilkan buah. Aku kembali melihat2 referensi tulisan tabulampot dan mencari tips agar tabulampot dapat segera berbuah. Beberapa tulisan menyarankan untuk menambah nutrisi tabulampot dengan memberikan pupuk NPK. Bagi seorang pemula, tidak perlu kuatir kesulitan mencari pupuk tanaman karena di beberapa supermarket besar bermacam2 pupuk telah tersedia dengan kemasan kecil2.
Setelah diberi pupuk NPK, sepertinya memberikan dampak positif untuk tabulampot belimbing tetapi tidak untuk tabulampot jambu air. Hal ini mungkin karena perbedaan karakteristik dari masing-masing tanaman. Tabulampot belimbingku terlihat mengeluarkan daun2 baru dan cabang2 baru disertai dengan bunga2. Sesuai arahan dari tulisan yang telah ku baca, beberapa cabang/ranting tanaman terpaksa dipangkas agar nutrisi tanaman bisa menjadi ke bunga atau bakal buah. Terbukti sudah beberapa bunga yang telah menjadi buah tetapi entah kenapa buah yang masih muda dan kecil itu selalu gugur. Saat ini tabulampot belimbingku hanya punya satu putra mahkota (satu2nya buah yang tumbuh besar).
Berbeda dengan tabulampot belimbingku, tabulampot jambu airku berakhir mengenaskan. Hal ini berawal dari tugas sekolah putri "asisten" istri, yang diminta menjual pupuk organik di lingkungan rumahnya. Berpikir bakal memberikan manfaat bagi tabulampotku, aku pun membeli satu kemasan pupuk organik yang berwarna hitam. Entah kenapa tempatku menaruh pupuk organik tersebut kemasukan air, sehingga terbentuklah larutan hitam pupuk organik dengan bau menyengat. Berpikir sayang kalau dibuang begitu saja, larutan hitam pupuk organik itu aku tuangkan saja ke tabulampot jambu airku.
Sungguh dampaknya luar biasa, daun2 yang berwarna hijau dengan mudah berguguran bahkan daun2 muda yang baru tumbuh pun demikian. Akhirnya tabulampot jambu airku berubah jadi pohon jati ketika sedang merangas atau seperti a man without hairs hahaha... Aku memutuskan untuk memangkas tabulampot tersebut dan terlihat di dalam batang tanaman jambu airku berwarna hitam. Ternyata tabulampot jambu airku terkena "OVer DosiS" alias OD sehingga berakhir mengenaskan... :(
No comments:
Post a Comment