Monday, May 23, 2011

Kisah Seguci Emas dan Sebuah Apel...

Sebuah kisah yang aku dapat dari milis yang menurutku bermanfaat untuk disharing sebagai bahan perenungan kita bersama. 

Sebuah kisah yang terjadi di masa lampau, sebelum Nabi kita Muhammad dilahirkan. Kisah yang menggambarkan kepada kita pengertian amanah, kezuhudan, dan kejujuran serta wara’ yang sudah sangat langka ditemukan dalam kehidupan manusia di abad ini.  Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: 
Rasulullah bersabda:

Ada seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari seseorang. Ternyata di dalam tanahnya itu terdapat seguci emas. Lalu berkatalah orang yang membeli tanah itu kepadanya:  “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.” Si pemilik tanah berkata kepadanya: “Bahwasanya saya menjual tanah kepadamu berikut isinya.”

Akhirnya, keduanya menemui seseorang untuk menjadi hakim. Kemudian berkatalah orang yang diangkat sebagai hakim itu: “Apakah kamu berdua mempunyai anak?” Salah satu dari mereka berkata:“Saya punya seorang anak laki-laki.” Yang lain berkata: “Saya punya seorang anak perempuan.” Kata sang hakim: “Nikahkanlah mereka berdua dan berilah mereka belanja dari harta ini serta bersedekahlah kalian berdua.”

Sungguh, betapa indah apa yang dikisahkan oleh Rasulullah ini. Di zaman yang kehidupan serba dinilai dengan materi dan keduniaan. Bahkan hubungan persaudaraan pun dibina di atas kebendaan. 

Wallahul musta’an.

Dalam hadits ini, Rasulullah mengisahkan, transaksi yang mereka lakukan berkaitan sebidang tanah. Si penjual merasa yakin bahwa isi tanah itu sudah termasuk dalam transaksi mereka. Sementara si pembeli berkeyakinan sebaliknya; isinya tidak termasuk dalam akad jual beli tersebut.

Kedua lelaki ini tetap bertahan, lebih memilih sikap wara’, tidak mau mengambil dan membelanjakan harta itu,
karena adanya kesamaran, apakah halal baginya ataukah haram? Mereka juga tidak saling berlomba mendapatkan harta itu, bahkan menghindarinya. Simaklah apa yang dikatakan si pembeli tanah: “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”

Barangkali kalau kita yang mengalami, masing-masing akan berusaha cari pembenaran, bukti untuk menunjukkan dirinya lebih berhak terhadap emas tersebut. Tetapi bukan itu yang ingin kita sampaikan melalui kisah ini. Hadits ini menerangkan ketinggian sikap amanah mereka dan tidak adanya keinginan mereka mengaku-aku sesuatu yang bukan haknya. Juga sikap jujur serta wara’ mereka terhadap dunia, tidak berambisi untuk mengangkangi hak yang belum jelas siapa pemiliknya. Kemudian muamalah mereka yang baik, bukan hanya akhirnya menimbulkan kasih sayang sesama mereka, tetapi menumbuhkan ikatan baru berupa perbesanan, dengan disatukannya mereka melalui perkawinan putra putri mereka. Bahkan, harta tersebut tidak pula keluar dari keluarga besar mereka. Allahu Akbar.

Bandingkan dengan keadaan sebagian kita di zaman ini, sampai terucap dari mereka: “Mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal?” Subhanallah.

Kemudian, mari perhatikan sabda Rasulullah dalam hadits An-Nu’man bin Basyir: “Siapa yang terjatuh ke dalam syubhat (perkara yang samar) berarti dia jatuh ke dalam perkara yang haram.” Rasulullah sudah menjelaskan pula dalam sabdanya yang lain: “Tinggalkan apa yang meragukanmu, kepada apa yang tidak meragukanmu.”

Yakni tinggalkanlah apa yang engkau ragu tentangnya, kepada sesuatu yang meyakinkanmu dan kamu tahu bahwa itu tidak mengandung kesamaran. Sedangkan harta yang haram hanya akan menghilangkan berkah, mengundang kemurkaan Allah, menghalangi terkabulnya doa dan membawa seseorang menuju neraka jahannam.

Tidak, ini bukan dongeng pengantar tidur. Inilah kisah nyata yang diceritakan oleh Ash-Shadiqul Mashduq (yang benar lagi dibenarkan), yang Allah berfirman tentang beliau: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4)

Kedua lelaki itu menjauh dari harta tersebut sampai akhirnya mereka datang kepada seseorang untuk menjadi hakim yang memutuskan perkara mereka berdua. Menurut sebagian ulama, zhahirnya lelaki itu bukanlah hakim, tapi mereka berdua memintanya memutuskan persoalan di antara mereka. Dengan keshalihan kedua lelaki tersebut, keduanya lalu pergi menemui seorang yang berilmu di antara ulama mereka agar memutuskan perkara yang sedang mereka hadapi. 

Adapun argumentasi si penjual, bahwa dia menjual tanah dan apa yang ada di dalamnya, sehingga emas itu bukan miliknya. Sementara si pembeli beralasan, bahwa dia hanya membeli tanah, bukan emas. Akan tetapi, rasa takut kepada Allah membuat mereka berdua merasa tidak butuh kepada harta yang meragukan tersebut.

Kemudian, datanglah keputusan yang membuat lega semua pihak, yaitu pernikahan anak laki-laki salah seorang dari mereka dengan anak perempuan pihak lainnya, memberi belanja keluarga baru itu dengan harta temuan tersebut, sehingga menguatkan persaudaraan imaniah di antara dua keluarga yang shalih ini. Perhatikan pula kejujuran dan sikap wara’ sang hakim. Dia putuskan persoalan keduanya tanpa merugikan pihak yang lain dan tidak mengambil keuntungan apapun. Seandainya hakimnya tidak jujur atau tamak, tentu akan mengupayakan keputusan yang menyebabkan harta itu lepas dari tangan mereka dan jatuh ke tangannya.

Pelajaran yang kita ambil dari kisah ini adalah sekelumit tentang sikap amanah dan kejujuran serta wara’ yang
sudah langka di zaman kita. Adapun hukum masalah ini, maka para ulama berpendapat apabila seseorang menjual tanahnya kepada orang lain, lalu si pembeli menemukan sesuatu yang terpendam dalam tanah tersebut, baik emas atau yang lainnya, maka harta terpendam itu tidak menjadi milik pembeli dengan kepemilikannya terhadap tanah yang dibelinya, tapi milik si penjual. Kalau si penjual membelinya dari yang lain pula, maka harta itu milik orang pertama. Karena harta yang terpendam itu bukan bagian dari tanah tersebut.

Berbeda dengan barang tambang atau galian. Misalnya dia membeli tanah, lalu di dalamnya terdapat barang
tambang atau galian, seperti emas, perak, atau besi (tembaga, timah dan sebagainya). Maka benda-benda ini, mengikuti tanah tersebut.

Kisah lain, yang mirip dengan ini, terjadi di umat ini. Kisah ini sangat masyhur, wallahu a’lam.

Beberapa abad lalu, di masa-masa akhir tabi’in. Di sebuah jalan, di salah satu pinggiran kota Kufah, berjalanlah seorang pemuda. Tiba-tiba dia melihat sebutir apel jatuh dari tangkainya, keluar dari sebidang kebun yang luas. Pemuda itu pun menjulurkan tangannya memungut apel yang nampak segar itu. Dengan tenang, dia memakannya.

Pemuda itu adalah Tsabit. Baru separuh yang digigitnya, kemudian ditelannya, tersentaklah dia. Apel itu bukan
miliknya! Bagaimana mungkin dia memakan sesuatu yang bukan miliknya? Akhirnya pemuda itu menahan separuh sisa apel itu dan pergi mencari penjaga kebun tersebut. Setelah bertemu, dia berkata: “Wahai hamba Allah, saya sudah menghabiskan separuh apel ini. Apakah engkau mau memaafkan saya?”

Penjaga itu menjawab: “Bagaimana saya bisa memaafkanmu, sementara saya bukan pemiliknya. Yang berhak memaafkanmu adalah pemilik kebun apel ini.” “Di mana pemiliknya?” tanya Tsabit. “Rumahnya jauh sekitar lima mil dari sini,” kata si penjaga. Maka berangkatlah pemuda itu menemui pemilik kebun untuk meminta kerelaannya karena dia telah memakan apel milik tuan kebun tersebut.

Akhirnya pemuda itu tiba di depan pintu pemilik kebun. Setelah mengucapkan salam dan dijawab, Tsabit berkata dalam keadaan gelisah dan ketakutan: “Wahai hamba Allah, tahukah anda mengapa saya datang ke sini?” “Tidak,” kata pemilik kebun. “Saya datang untuk minta kerelaan anda terhadap separuh apel milik anda yang saya temukan dan saya makan. Inilah yang setengah lagi.”  

“Saya tidak akan memaafkanmu, demi Allah. Kecuali kalau engkau menerima syaratku,” katanya. Tsabit bertanya: “Apa syaratnya, wahai hamba Allah?” Kata pemilik kebun itu: “Kamu harus menikahi putriku.” Si pemuda tercengang seraya berkata: “Apa betul ini termasuk syarat? Anda memaafkan saya dan saya menikahi putri anda? Ini anugerah yang besar.”

Pemilik kebun itu melanjutkan: “Kalau kau terima, maka kamu saya maafkan.” Akhirnya pemuda itu berkata:
“Baiklah, saya terima.” Si pemilik kebun berkata pula: “Supaya saya tidak dianggap menipumu, saya katakan bahwa putriku itu buta, tuli, bisu dan lumpuh tidak mampu berdiri.” Pemuda itu sekali lagi terperanjat. Namun, apa boleh buat, separuh apel yang ditelannya, kemana akan dia cari gantinya kalau pemiliknya meminta ganti rugi atau menuntut di hadapan Hakim Yang Maha Adil?

“Kalau kau mau, datanglah sesudah ‘Isya agar bisa kau temui istrimu,” kata pemilik kebun tersebut. Pemuda itu seolah-olah didorong ke tengah kancah pertempuran yang sengit. Dengan berat dia melangkah memasuki kamar istrinya dan memberi salam. Sekali lagi pemuda itu kaget luar biasa. Tiba-tiba dia mendengar suara merdu yang menjawab salamnya. Seorang wanita berdiri menjabat tangannya. Pemuda itu masih heran kebingungan, kata mertuanya, putrinya adalah gadis buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tetapi gadis ini? Siapa gerangan dia? Akhirnya dia bertanya siapa gadis itu dan mengapa ayahnya mengatakan begitu rupa tentang putrinya. 

Istrinya itu balik bertanya: “Apa yang dikatakan ayahku?” Kata pemuda itu: “Ayahmu mengatakan kamu buta.” “Demi Allah, dia tidak dusta. Sungguh, saya tidak pernah melihat kepada sesuatu yang dimurkai Allah.” “Ayahmu mengatakan kamu bisu,” kata pemuda itu. “Ayahku benar, demi Allah. Saya tidak pernah mengucapkan satu kalimat yang membuat Allah murka.” “Dia katakan kamu tuli.” “Ayah betul. Demi Allah, saya tidak pernah mendengar kecuali semua yang di dalamnya terdapat ridha Allah.” “Dia katakan kamu lumpuh.” “Ya. Karena saya tidak pernah melangkahkan kaki saya ini kecuali ke tempat yang diridhai Allah.”

Pemuda itu memandangi wajah istrinya, yang bagaikan purnama. Tak lama dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang hamba Allah yang shalih, yang memenuhi dunia dengan ilmu dan ketakwaannya. Bayi tersebut diberi nama Nu’man; Nu’man bin Tsabit Abu Hanifah. Duhai, sekiranya pemuda muslimin saat ini meniru pemuda Tsabit, ayahanda Al-Imam Abu Hanifah. Duhai, sekiranya para pemudinya seperti sang ibu, dalam, ‘kebutaannya, kebisuan, ketulian, dan kelumpuhannya’.

Demikianlah cara pandang orang-orang shalih terhadap dunia ini. Adakah yang mengambil pelajaran?

Wallahul Muwaffiq.

Sumber: http://www.asysyariah.com/syariah/ibrah/425-kisah-seguci-emas-ibrah-edisi-49.html




Monday, May 16, 2011

Ke Gelanggang Samudera Ancol...

Pada hari Senin di "Harpitnas" (hari kejepit nasional) yang mendadak dinyatakan hari libur oleh Pemerintah, Ian (my little prince) mengajak untuk jalan2 ke Ancol. Dari beberapa pilihan wahana yang ada di Ancol, Ian memilih ke wahana Gelanggang Samudera karena ingin melihat pentas lumba2. Meskipun harpitnas telah dinyatakan hari libur, lalu lintas kendaraan sepertinya tidak terpengaruh seperti hari Senin biasa, "padat dan macet".


Setelah melalui kepadatan lalu lintas Jakarta, akhirnya sampai juga kita di Ancol. Untuk masuk Ancol, kita harus membayar tiket 15 ribu per orang dan tambahan 15 ribu untuk yang membawa kendaraan mobil. Setelah berputar2 mencari tempat parkir "sinia", kita pun sampai di wahana Gelanggang Samudera. Hari ini adalah kunjungan kita yang ketiga ke wahana Gelanggang Samudera. Untuk masuk ke wahana Gelanggang Samudera, kita harus membayar 70 ribu per individu, lumayan mahal tetapi dengan biaya tersebut kita dapat menikmati seluruh wahana pertunjukan dan permainan di Gelanggang Samudera tanpa harus membayar lagi. Hari ini pengunjung Gelanggang Samudera sangat banyak sekali, terdapat banyak rombongan anak2 sekolah dari TK s.d. SLTA baik dari dalam kota maupun luar kota.


Wahana pentas lumba2 merupakan pilihan pertama kita karena wahana ini merupakan "icon utama"nya Gelanggang Samudera.  Untuk bisa masuk ke wahana pentas lumba2, kita harus berdesak2an dan terjepit. Sepertinya pengelola kurang mampu mengantisipasi lonjakan pengunjung seperti ini. Mereka hanya berteriak2 kepada pengunjung untuk tidak saling dorong dan itu pun sepertinya tidak dipedulikan oleh para pengunjung. Mengingat kondisi saling dorong untuk berebut masuk ke dalam wahana, aku pun terpaksa menggendong si Ian. Hal ini cukup memprihatinkan  karena ada beberapa anak yang menangis terdesak dan terjepit oleh para pengunjung. Menurutku, seharusnya pengelolaan menyediakan tali antrian sehingga dapat mengatur pengunjung dengan lebih baik (atau memang orang indonesia yang tidak bisa tertib ya :( ...)

Acara pertama di pentas lumba2 adalah pentas dua ekor singa laut. Dengan dipandu pembawa acara dan bantuan pelatih, kedua singa laut pun beraksi seperti berjoget, berhitung, memberi hormat, menangkap bola dan lingkaran holahop dan memasukkan bola ke dalam keranjang serta aksi2 lucu yang membuat Ian dan anak2 lain tertawa. Acara berikutnya adalah pentas dua ekor lumba2. Kedua ekor lumba2 beraksi dengan melompat tinggi mencium bola dan menangkap ikan. Selain itu, kedua lumba juga diminta untuk berjoget dengan diiringi lagu india chaiya2. Jika dibandingkan dengan kunjungan kita sebelumnya, acara hari ini  lebih cepat dan kurang attraktif mungkin karena frekuensi pertunjukan yang ditambah mengingat pengunjung sangat banyak.


Setelah pentas lumba2, kita menuju ke wahana berikutnya, yaitu pentas aneka satwa. Di wahana ini, kita melihat beberapa binatang melakukan aksi2 yang membuat anak2 tertawa dan terpukau, seperti burung makau, berang2, beruang madu, bebek dan kuda nil. Binatang yang pertama kali pentas adalah 3 ekor burung makau yang berwarna warni. Setiap burung menampilkan aksinya seperti membuka puzzle "SELAMAT DATANG", memasukkan lingkaran ke dalam tiang yang sesuai dengan warna lingkaran dan berjoget. Aksi selanjutnya adalah aksi dua ekor berang2. Kedua ekor berang2 ini menampilkan aksi2 lucu seperti menaikan bendera, membuang sampah ke tempat sampah, berdagang bakso dan bermain basket.

Pentas yang ketiga adalah pentas beruang madu yang menampilkan aksi2 lucu seperti berjalan terpeleset, push up dan naik sepeda. Acara ditutup dengan aksi binatang terbesar di wahana tersebut yang beratnya hampir mencapai  2 ton, yaitu kuda nil. Aksi kuda nilnya sih cuma makan aja tetapi karena dibawakan dengan jenaka oleh pembawa acara dan pelatih, membuat Ian dan anak2 menjadi tertawa. 

Setelah wahana pentas satwa, Ian memilih bermain di wahana "Kiddy bumpy cars" atau bom2 car dan "boto2". Boto2 itu adalah permainan pesawat terbang yang berjalan berputar dan dapat bergerak naik apabila tuas di pesawat ditarik ke belakang. Sebenarnya kita ingin masuk ke wahana 4 dimensi dan pirates scorpion tetapi mengingat antrian pengunjungnya sudah panjang sekali, kita pun tidak jadi ikut mengantri. Akhirnya kita putuskan untuk meninggalkan Gelanggang Samudera. 

Sebelum pulang ke rumah, kita memutuskan untuk jalan2 sebentar di tepi pantai. Angin pantai yang sejuk dan suara air laut memberikan nuasa khas dan nyaman bagi para pengunjung. Banyak pasangan2 dan kelompok para pemuda duduk bersantai di tepi pantai menikmati suasana pantai Ancol di sore hari. Kita bertiga berjalan   menuju galangan yang dibuat menjorok ke tengah laut. Saat berjalan2 di tepi pantai, Ian tertarik dengan gondola yang melintas di atas kita. Akhirnya kita memutuskan untuk mencoba naik gondola tersebut.

Untuk naik gondola, kita harus membayar 40 ribu per orang dan naik ke lantai atas stasiun gondola dengan berjalan kaki yang lumayan buat exercise (ga ada lift). Setelah sampai di atas stasiun gondola, kita akan dibantu petugas stasiun untuk menaiki gondola. Akhirnya kita berada di dalam gondola dan mulai bergerak melintasi pantai Ancol. Dari atas gondola, kita bisa melihat beberapa wahana di Ancol dan hotel mercure (jadi kangen nginap di sana) serta para pengunjung yang sedang bermain2 di pantai. Sekitar 25 menit waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan dari stasiun A ke stasiun C dan kembali lagi ke stasiun A. Berakhir dengan gondola, berakhir pula wisata kita di Ancol hari ini...



Saturday, May 14, 2011

Oh tabulampotku kena OD...

Tabulampot, tanaman buah dalam pot, salah satu cara menanam yang mungkin dapat menjadi pilihan bagi orang yang memiliki hobby menanam atau berkebun tetapi tidak memiliki lahan yang cukup luas. Tanaman buah yang dapat ditanam di dalam pot bermacam-macam jenisnya antara lain mangga, jambu air, belimbing dan sawo. Untuk sebagian orang, tabulampot mungkin cara menanam yang "tega" karena tanaman akan selalu dibuat tumbuh minimalis dan jumlah buahnya pun dibatasi. Hal ini dilakukan karena media tanamnya hanya sebesar pot besar dan justru hal ini yang menjadi tantangan bagi sebagian orang.

Setelah membaca beberapa tulisan mengenai tabulampot dan melihat-lihat gambar tabulampot, aku pun tertarik untuk memulai menanam tabulampot. Aku mulai dengan menanam dua jenis tabulampot, yaitu jambu air dan belimbing. Kebetulan dua bibit tanaman tersebut aku dari acara "jalan sehat Dompet Dhuafa Go Green" sebagai suvenir sekitar bulan November 2010.

Kedua tanaman tersebut aku tanam ke dalam pot (sebenarnya sih ember galon bekas cat). Pada masa awal  tanam, kedua tabulampotku seperti hidup segan mati tak mau (daunnya sedikit layu), meskipun sudah rajin disiram setiap pagi dan sore. Mungkin tabulampotku kurang nutrisi, jadi keduanya aku berikan pupuk urea. Berkat pupuk urea, kedua tabulampotku mulai terlihat segar dan tumbuh daun2 muda yang baru.

Perkembangan selanjutnya, aku ingin tabulampotku segera menghasilkan buah. Aku kembali melihat2 referensi tulisan tabulampot dan mencari tips agar tabulampot dapat segera berbuah. Beberapa tulisan menyarankan untuk menambah nutrisi tabulampot dengan memberikan pupuk NPK. Bagi seorang pemula, tidak perlu kuatir kesulitan mencari pupuk tanaman karena di beberapa supermarket besar bermacam2 pupuk telah tersedia dengan kemasan kecil2.

Setelah diberi pupuk NPK, sepertinya memberikan dampak positif untuk tabulampot belimbing tetapi tidak untuk tabulampot jambu air. Hal ini mungkin karena perbedaan karakteristik dari masing-masing tanaman. Tabulampot belimbingku terlihat mengeluarkan daun2 baru dan cabang2 baru disertai dengan bunga2. Sesuai arahan dari tulisan yang telah ku baca, beberapa cabang/ranting tanaman terpaksa dipangkas agar nutrisi tanaman bisa menjadi ke bunga atau bakal buah. Terbukti sudah beberapa bunga yang telah menjadi buah tetapi entah kenapa buah yang masih muda dan kecil itu selalu gugur. Saat ini tabulampot belimbingku hanya punya satu putra mahkota (satu2nya buah yang tumbuh besar).

Berbeda dengan tabulampot belimbingku, tabulampot jambu airku berakhir mengenaskan. Hal ini berawal dari tugas sekolah  putri "asisten" istri, yang diminta menjual pupuk organik di lingkungan rumahnya. Berpikir bakal memberikan manfaat bagi tabulampotku, aku pun membeli satu kemasan pupuk organik yang berwarna hitam. Entah kenapa tempatku menaruh pupuk organik tersebut kemasukan air, sehingga terbentuklah larutan hitam pupuk organik dengan bau menyengat. Berpikir sayang kalau dibuang begitu saja, larutan hitam pupuk organik itu aku tuangkan saja ke tabulampot jambu airku.

Sungguh dampaknya luar biasa, daun2 yang berwarna hijau dengan mudah berguguran bahkan daun2 muda yang baru tumbuh pun demikian. Akhirnya tabulampot jambu airku berubah jadi pohon jati ketika sedang merangas atau seperti a man without hairs hahaha... Aku memutuskan untuk memangkas tabulampot tersebut dan terlihat di dalam batang tanaman jambu airku berwarna hitam. Ternyata tabulampot jambu airku terkena "OVer DosiS" alias OD sehingga berakhir mengenaskan... :(



Monday, May 9, 2011

Bonang vs Boneng...

Mama memanggil Ian untuk meminta bantuan, "Bonang, Bonang ke sini dong buangin kertas ini  ke tempat sampah." Ian pun segera mengambil kertas tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Namun setelah itu, ia kembali menghampiri mamanya  dan bertanya, "Mama, kenapa sih mama manggil Aa,  Bonang, Bonang, Bonang terus?"  

Mama pun menjawab, "Bonang itu panggilan kesayangan mama ke Aa, "nang" itu kan buat panggilan laki2 terus mama tambahin "bo", jadinya "bonang".

Kemudian Ian bertanya lagi, "kalo panggilan buat perempuan kan "neng" ya mah?" mama pun mengangguk. Kalo gitu, Aa panggil mama "Boneng" dong. 

"Jangan panggil mama Boneng, ga boleh, ga boleh", jawab mama sambil tertawa. Mama sadar kalo Ian belum tau arti lain dari Boneng (nama pelawak yang dikenal karena giginya tonggos). 

Saturday, May 7, 2011

Menangislah hingga kau baik...


Let your tears come.  Let them water your soul.  ~Eileen Mayhew
The soul would have no rainbow had the eyes no tears.  ~John Vance Cheney
Dua kutipan di atas, seperti menerangkan bahwa menangis dapat menenangkan jiwa yang sedang resah, galau  atau mungkin sedang tertekan (depresi). Menangislah jika memang harus menangis, karena menangis adalah ekspresi dari emosi yang dipercaya dapat menurunkan depresi yang tengah diderita.
Berikut 7 manfaat menangis untuk kesehatan yang bisa kamu dapatkan setelah menangis dan mengeluarkan air mata.
1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.
3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan “prolactin.”
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.
6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-2′nya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.
7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun kamu didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega. Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena kamu bisa menangis meledak-ledak.


Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah bukan karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. Maka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena kita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis. 

Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejenak hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan hingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanyakan alasan). Itulah bentuk apresiasi atas tangisan, tak perlu selalu dengan kata-kata karena di suatu keadaan sikap dan perlakuan lebih menunjukkan pengertian dan penghargaan. 

Hidup dan para pemeran cerita kehidupan butuh apresiasi karena dengan mengapresiasi kehidupan kita akan menemukan makna hidup. Memberi apresiasi yang pantas untuk sebuah tangisan pun merupakan wujud memahami dan mengerti hati orang-orang yang kita cintai.


Biar pun menangis itu baik namun sebuah senyuman akan lebih baik...

Links sumber: 


mampir ke Bintaro Plaza (BP)


Mengingat minggu lalu ga jadi ke bengkel, maka hari ini kembali mencari bengkel untuk memperbaiki body "sinia"ku yang baret2. Mengikuti rekomendasi teman, kuputuskan untuk ke bengkel SMS Auto Service di dekat  CBD Bintaro Jaya, yang juga merupakan rekanan dari Asuransi Allianz. Berhubung belum pernah ke sana, terpaksa kita muter2 dulu cari lokasi dan akhirnya sampai juga.

Beda bengkel beda juga prosedurnya, waktu di bengkel sebelumnya, mobil kita datang trus nulis formulir klaim dan foto2 bagian mana yang mau diklaim. Selanjutnya, kita bisa langsung pulang dan balik lagi klo bengkelnya sudah dapat SPK (Surat Perintah Kerja) dari pihak Asuransi. Untuk bengkel SMS ini, hari ini kita datang cuma mengisi formulir klaim aja dan disuruh balik hari Senin karena bengkelnya mau bawa mobilnya ke perusahaan asuransinya dulu. Selanjutnya, mobil bisa bawa pulang lagi sambil nunggu SPK (waduh bisa bolak balik nih), ya dah gapapa deh demi sinia "kinclong" lagi :) 

Setelah dari bengkel, karena lokasi dekat ama kampus STAN jadi pengen bernostalgia dengan masa2 kuliah dulu, jadi kita pun lanjut ke kampus STAN. Meskipun ga masuk kampus dan hanya melihat dari pinggir jalan depan kampus, terlihat kampusku banyak yang telah berubah, menjadi lebih bagus (terutama kolam kecil dengan logo STANnya). Beberapa menit menatap kampus cukup lah untuk tersenyum dan berucap dalam hati "terima kasih kampus karena langkah pertamaku berawal dari sini". Setelah itu lanjut ke tempat yang juga tak bisa lepas dari masa2 kuliah di STAN, Plaza Bintaro Jaya.

Plaza Bintaro Jaya atau lebih sering disebut "BP" (Bintaro Plaza) berlokasi di Jalan Bintaro Utama III, Sektor 3A Bintaro Jaya. Karena lokasinya yang cukup dekat dengan kampus, maka jaman kuliah dulu tempat ini jadi salah satu tempat favorit. Jika tiba2 kuliah pagi ditiadakan karena dosennya berhalangan dan masih punya jadwal kuliah sore hari, maka biasanya untuk nunggu kuliah sore kita ke mall ini (numpang baca komik chinmi di gramed). Trus kalo ada acara ngumpul2 ama teman2, paling gampang ya janjian di BP. Naik ke atas lewat Solaria, ehm jadi inget makan bareng "gebetan" tapi lupa namanya siapa ya hahaha... 

BP ini tidak terlalu besar dibandingkan CBD Ciledug meskipun sama2 memiliki empat lantai. Meskipun kecil tetapi tenantnya cukup variatif dalam menyediakan kebutuhan pengunjung, misalnya kebutuhan rumah tangga (Hero dan Rumah Kita), elektronik (teleshop), games (Fun World), pakaian (Cahaya Store) dan hiburan (21 theather). Namun BP paling cocok buat yang suka makan karena di BP banyak sekali pilihan tempat makan seperti AH, KFC, Solaria, Hokben, Hanamasa dan banyak lagi. Tadi sempat makan di Hokben dan bermain di Fun World, coba permainan basket, dari sekian banyak kesempatan cuma 7 bola yang masuk (waktu sekolah emang dasar bukan anak basket sih *ngeles). 

Kesimpulan jalan2 ini cocok ama kutipan di bawah:

“Always remember to slow down in life; live, breathe, and learn; take a look around you whenever you have time and never forget everything and every person that has the least place within your heart."







Thursday, May 5, 2011

Keutamaan Bersedekah, Sifat Pemaaf dan Merendahkan Diri...

Dapat sebuah tulisan yang menurut aku bagus untuk kita baca, semoga bermanfaat dan mendatangkan barokah bagi kita semua... amin... (sedikit nambahin images2 biar enak dilihat dan dibaca)

“Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).'” (HR. Muslim, no. 2588 dan imam-imam lainnya). 

Hadits yang mulia ini menunjukkan besarnya keutamaan dan kemuliaan sifat-sifat tersebut di atas (Lihat kitab Syarah Shahih Muslim tulisan Imam an-Nawawi rahimahullah, 16/141), bahkan semua itu termasuk sifat-sifat utama yang dimiliki oleh orang-orang yang bertakwa, sebagaimana yang Allah Ta'ala sebutkan dalam firman-Nya, 


“(Orang-orang yang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang, maupun sempit, dan orang-orang yang (selalu) menahan amarahnya, serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali 'Imran: 134).  

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini  

Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah Ta'ala jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah Ta'ala di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata.” (Lihat kitab Syarhu Shahihi Muslim, 16/141 dan Faidhul Qadir, 5/503). 

Allah Ta'ala berfirman, “Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba': 39). Makna firman-Nya “Allah akan menggantinya” yaitu dengan keberkahan harta di dunia dan pahala yang besar di akhirat (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/713). Kata al-'afwu (memaafkan) artinya memaafkan perbuatan salah dan tidak menghukumnya, asal maknanya secara bahasa: menghapus dan menghilangkan (Lihat kitab an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, 3/524). 

Arti bertambahnya kemuliaan orang yang pemaaf di dunia adalah dengan dia dimuliakan dan diagungkan di hati manusia, karena sifatnya yang mudah memaafkan orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan di sisi Allah Ta'ala (Lihat kitab Syarah Shahih Muslim, (16/141) dan Tuhfatul Ahwadzi, 6/150).  

Arti tawadhu' (merendahkan diri) karena Allah adalah merendahkan diri dari kedudukan yang semestinya pantas bagi dirinya, untuk tujuan menghilangkan sifat ujub dan bangga terhadap diri sendiri, dengan niat mendekatkan diri kepada-Nya, dan bukan untuk kepentingan duniawi (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 6/150 dan Faidhul Qadir, 5/503). 

Adapun arti ketinggian derajat orang yang merendahkan diri, karena Allah Ta'ala di dunia adalah dengan ditinggikan dan dimuliakan kedudukannya di hati manusia karena sifat tersebut, dan di akhirat dengan pahala yang agung dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya (Lihat kitab Syarah Shahih Muslim, 16/142). Ini termasuk sifat orang-orang yang bertakwa. 

Allah Ta'ala berfirman, 

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Qashash: 83). 


Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A (Mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah)

Tuesday, May 3, 2011

Masih perlukah debt collector...

Pada hari Senin kemarin tanggal 2 Mei 2011, dapat kesempatan hadir pada  "half day national seminar" yang berjudul "Masih Perlukah Penggunaan Debt Collector" di hotel Nikko. Tema ini mungkin cukup menarik karena ada kejadian tewasnya Irzen Octa seorang pemegang kartu kredit salah satu bank (city bank) di Jakarta. Kabarnya nasabah tersebut tewas karena dipukuli oleh debt collector sehingga keberadaan debt collector  menjadi sorotan masyarakat.

Berangkat dari kejadian tersebut, penyelenggara seminar mencoba mengajak komponen masyarakat berdiskusi mencari solusi terkait tema seminar tersebut. Mengingat penggunaan debt collector tidak hanya pada sektor perbankan tetapi juga pada sektor jasa keuangan non bank (perusahaan pembiayaan), maka dalam seminar ini mengundang panelis yang terdiri pihak-pihak yang terkait, yaitu pakar hukum, anggota DPR, perwakilan2 dari asosiasi kartu kredit, asosiasi debt collector, Bank Indonesia dan Bapepam-LK. 

Secara singkat dapat disampaikan pemaparan dari para panelis: Pertama, dari pakar hukum menjelaskan bahwa hubungan antara nasabah dan bank merupakan hubungan yang berdasarkan suatu kontrak yang disepakati oleh bersama. Namun demikian, pada praktiknya posisi nasabah selalu berada dalam posisi yang lemah sehingga perlu adanya perlindungan nasabah. Terkait debt collector, pakar hukum memberikan contoh praktik2 debt collector di Australia. Pada pasal 60 Trade Practices Act dan pasal 12DJ ASIC Act dinyatakan bahwa penggunaan kekuatan fisik, pelecehan yang tidak semestinya dan/atau paksaan agar yang berhutang melakukan pembayaran atas barang atau jasa dilarang. Peraturan2 seperti ini yang menurut pakar hukum perlu di contoh sehingga nasabah bank dapat terlindungi dari perbuatan semena-mena para debt collector.

Kedua, panelis dari anggota DPR berpendapat bahwa peraturan2 yang ada saat ini belum secara detail mengatur mekanisme penagihan hutang kepada nasabah. Terkait permasalahan debt collector,  anggota DPR berpendapat bahwa solusi untuk  permasalahan tersebut jangan hanya fokus pada output (penagihan kredit) tetapi juga harus melihat secara keseluruhan bagaimana proses bisnis itu berjalan, dimulai dari proses bagaimana bank memberikan kartu kredit sampai dengan proses penagihan hutang kartu kredit. Selain itu, anggota DPR pun berpendapat perlu ditingkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai kartu kredit.

Ketiga, panelis dari perwakilan asosiasi kartu kredit menjelaskan bagaimana mekanisme pemberian kartu kredit dan mekanisme penagihan hutang. Seseorang dapat memperoleh kartu kredit dapat melalui saluran distribusi, yaitu: direct sales, teller sales, member get member dan branches sales. Setelah melalui saluran distribusi, maka tahapan selanjutnya adalah verifikasi yang dapat melalui per telepon, kunjungan, penerbit lain dan negative list. Setelah diverifikasi, analisis kredit pun dilakukan untuk menentukan pagu kredit yang akan diberikan. Terkait penagihan hutang kartu kredit, pada umumnya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu 1) per telepon; 2) surat/sms/email; 3) kunjungan. Pada tahap kunjungan, pihak bank dapat melibatkan pihak ketiga dalam hal ini debt collector agency.

Keempat, panelis dari perwakilan debt collector agency menjelaskan bahwa jasa debt collector memberikan lapangan pekerjaan bagi hampir 1 juta orang. Memang diakui terkadang dalam praktik ditemui kejadian yang melanggar ketentuan karena hal tersebut memudahkan mereka dalam mencapai tujuan. Namun demikian mereka dalam melakukan pekerjaan juga memiliki code of conduct yang harus dipatuhi. Panelis juga berharap dengan adanya kasus ini tidak menghilangkan jasa debt collector tetapi jika memang ada yang kekurangannya maka agar dapat diperbaiki bersama2.

Pada kesempatan berikutnya adalah panelis dari BI dan Bapepam-LK. Dari sisi regulator menyampaikan hal-hal yang terkait dengan bagaimana penggunaan debt collector di dalam industri perbankan dan perusahaan pembiayaan. Mereka menyatakan bahwa jasa debt collector masih dapat  digunakan sepanjang tidak berbenturan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Terkait permasalahan yang belakangan ini telah terjadi, BI mengakui bahwa saat ini sedang dalam proses mengevaluasi peraturan2 yang terkait dan akan melakukan revisi apabila diperlukan.

Dalam sesi tanya jawab, terdapat beberapa usulan2 dan pernyataan yang cukup menarik dari peserta seminar. Salah satu usulan datang dari seorang ibu yang mengusulkan agar debt collector yang selama ini adalah lelaki hitam bertubuh besar dengan tatto dan aksesoris yang menyeramkan diganti menjadi wanita cantik yang menarik. Selanjutnya, ibu tersebut bertanya mengenai adanya iklan2 yang memberikan jasa penyelesaian kartu kredit yang ternyata adalah law firm. Menanggapi usulan ibu, panelis menanggapi bahwa ada kalanya debt collector juga harus berhadapan dengan bodyguard sewaan nasabah. Terkait pertanyaan ibu, pada prinsipnya hutang itu harus dibayar oleh nasabah. Oleh karena itu, jangan mudah percaya dengan iklan2 yang menyatakan dapat membantu menyelesaikan hutang dengan lebih murah. Panelis menyarankan untuk datang ke bank dan membicarakan secara baik2 permasalahan yang dihadapi dan tidak menghindar  dari bank.

Salah satu pernyataan dari peserta yang berasal dari perusahaan pembiayaan menyampaikan bahwa kejadian ini terlalu dibesar2kan padahal hal ini hanya bersifat case per case. Peserta tersebut berpendapat debt collector masih diperlukan untuk menghadapi nasabah2 yang memang sudah tidak dapat diatasi secara internal. Sebagaimana telah disampaikan terkadang nasabah pun dapat menyewa bodyguard untuk melindunginya dari debt collector.

Berdasarkan pemaparan dan tanggapan dari para panelis terkait usulan dan pernyataan dari peserta seminar, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa profesi debt collector masih diperlukan dengan catatan adanya ketentuan yang mengatur lebih detail terkait bagaimana seorang debt collector seharusnya melakukan pekerjaannya. Dengan ketentuan yang lebih detail maka debt collector tidak dapat berbuat semena-mena dan nasabah (yang masih memiliki itikad baik) pun dapat merasa terlindungi.

Sedikit saran buat rekan2 yang belum memiliki kartu kredit dan ingin mengajukan aplikasi kartu kredit, yaitu:

  1. Kartu kredit adalah kartu hutang yang menimbulkan kewajiban untuk membayarnya dan bukan kartu ajaib yang dapat menambah penghasilan sehingga dapat memperoleh produk/jasa yang diinginkan setiap waktu. Selalu berpikir bahwa kartu kredit hanya sebagai alat mempermudah pembayaran sehingga kita tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
  2. Sebaiknya rekan2 melunasi seluruh tagihan kartu kredit tepat waktu untuk menghindari biaya bunga kartu kredit yang mahal. Ingat bahwa tagihan tertunggak akan dikenakan bunga dan terus berbunga apabila tidak lekas dilunasi.
  3. Usahakan agar tagihan kredit tidak melebihi 30% dari penghasilan rekan2. Apabila ingin membeli produk/jasa yang harganya mahal, maka sebaiknya tagihan untuk produk/jasa tersebut dispread ke beberapa bulan dengan catatan tagihan bulanan tidak melebihi 30% dari penghasilan rekan2. Untuk yang punya kredit/hutang lain, sebaiknya kurang dari 30% sehingga tidak mengganggu kenyamanan rekan2.
  4. Jangan pernah berpikir dengan memiliki lebih dari satu kartu kredit dapat menggunakannya untuk "tutup lubang dan gali lubang". Satu kartu kredit sudah cukup karena jika lebih, maka akan muncul risiko bergaya konsumtif yang sangat tinggi. 
  5. Sepandai-pandainya kita me"manage" hutang kita, tetaplah lebih baik jika kita bisa menghindari hutang. Gunting kartu kredit segera jika kita sudah merasa kesulitan untuk me"manage" hutang kita.