Saturday, July 23, 2011

Pertama kali ke dokter gigi...

Beberapa hari yang lalu, si AA Bonang mengeluh karena terdapat makanan yang terselip di giginya setelah makan. Setelah diperiksa, ternyata terdapat gigi si AA yang sudah berlobang. Kuatir kerusakannya semakin parah sehingga membuat si AA sakit gigi, diputuskan hari Sabtu kita pergi ke dokter gigi untuk menambal gigi tersebut.

Pagi2 sebelum berangkat, si AA bertanya ke mamanya, "ma, nanti sakit ga sih ke dokter giginya". Maklum lah si AA belum pernah ke dokter gigi dan nanti adalah pengalaman pertamanya dokter gigi. Sang mama pun memberikan pemahaman kepada si AA kalo giginya cuma ditambal aja dan ga bakalan sakit kayak disunat. 

Berhubung kita datang lebih awal, si AA dapat nomor antrian 2 tapi namanya ke dokter gigi tetap aja nunggunya lama. Saat giliran nomor antrian 2 dipanggil, kita pun masuk dan si AA diminta duduk di kursi pasien gigi. Nampak kekuatiran di wajahnya dan mama pun mendampingi di sampingnya untuk menenangkan. Beruntung dokternya juga ramah dan sabar, bisa membantu kita membujuk si AA buka mulut dan mau ditambal giginya. 

Yang bikin seru mungkin karena dokter giginya masih muda jadi di ruangannya sambil dengerin lagu2 house musik gitu. Salah satunya lagu yang ga asing buat si AA, yaitu lagunya "on the floor"nya si J-Lo hehehe Ayah sama Mama senang kalo gigi AA bagus, makanya AA harus rajin gosok gigi ya :)

Sedikit saran buat para orang tua yang mau ngajak anaknya ke dokter gigi, yaitu (1)  jangan pernah menunggu gigi anak sakit, kalo dah berlobang sedikit sebaiknya langsung dibawa ke dokter, (2) beri pemahaman kepada anak bahwa ke dokter gigi itu bukan bikin sakit tapi agar tidak sakit giginya nanti, (3) cari dokter gigi yang ramah dan sabar biar anak juga senang dan tidak kapok ke dokter gigi, (4) terakhir, bawa uang yang banyak karena emang biaya dokter gigi itu MAHAL hehehe...





Saturday, July 9, 2011

Semangat Belajar dan Bersenang2

Tahun pelajaran baru akan segera dimulai satu hari lagi, yaitu Senin tanggal 11 Juli 2011. Tahun ini pun Si Bonang pun sudah didaftarkan masuk kelas 1 di Sekolah Dasar Islam  Al Ashar. Tadi pagi kita ke sekolahnya untuk melihat di kelas mana Bonang akan masuk di hari Senin lusa nanti. Setelah berkeliling dari satu kelas ke kelas lain, akhirnya ditemukan juga nama M. Khairiansyah A. di  lembar pengumuman yang menempel di jendela kelas 1 A. 

Mama punya harapan pada Bonang agar dapat berprestasi di kelas nanti, bisa rangking satu di kelas. Kalau buat Ayah, yang penting Bonang punya semangat untuk belajar dan menikmati masa2 di sekolah. Semangat untuk bisa memahami semua ilmu yang diberikan oleh para guru. Jangan pernah takut untuk salah dan malu untuk bertanya agar kamu menjadi pintar. Menikmati masa2 bermain bersama teman2 kamu di sekolah.

Selamat belajar bonang, Ayah dan Mama berdoa "Ya Allah, tambahkanlah ilmu yang bermanfaat bagi anak kami... Ya Allah, berikanlah pula dia pemahaman terhadap agama ..amin"



                                         

Sunday, June 26, 2011

helikopter sayang, helikopter malang



Sesuai janji ayah sama bonang, yaitu jika bonang sudah bisa naik sepeda roda dua, maka ayah akan membelikan sebuah mainan helikopter. Guna memenuhi janji tersebut, hari minggu ini kami pun pergi ke CBD Ciledug. Mama membeli mainan helikopter di lantai UG, sementara ayah menemani bonang main skuter easy rider  di lantai 3.



Setengah jam berlalu, mama pun datang membawa mainan helikopter yang dibelinya di lantai UG. Mainan helikopter  berwarna biru dengan empat baling2 dan dua lampu berwarna biru. Menurut mama, harga mainan helikopter tersebut relatif mahal yaitu sekitar Rp200 ribu, mereknya super coper. 



Pertama kali dinyalakan, kedua lampu helikopter mengeluarkan cahaya berwarna biru. Untuk mengendalikan helikopter menggunakan remote control yang memiliki dua tuas. Tuas yang pertama berfungsi untuk memutar baling2 helikopter sehingga dapat terbang. Tuas yang kedua berfungsi untuk membelokkan helikopter ke kanan dan ke kiri. 


Mendapat mainan baru yang diinginkan, bonang sangat senang dan ingin sekali mencoba helikopternya. Kami pun langsung bermain helikopter tersebut di lantai 3 yang kebetulan terdapat ruangan yang luas untuk bermain.   Bonang pun menyalakan helikopter dan remote controlnya sehingga helikopternya pun mulai menyala.  Bonang pun menaikkan tuas pertama dengan cepat sehingga helikopter naik dengan cepat dan tinggi. Namun malang tak dapat dihindari, bonang menurunkan tuasnya juga dengan cepat sehingga GUBRAK helikopternya pun terjatuh... Dampaknya kaki helikopter dan baling2 belakangnya patah, ohh helikopter sayang... helikopter malang...





Friday, June 24, 2011

Si Bonang mulai bersepeda roda dua...

Melihat beberapa teman seumuran Bonang sudah bisa mengendarai sepeda roda dua, kami pun berharap bonang pun mau belajar naik sepeda roda dua. Kami merasa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk bonang belajar sepeda karena bonang sedang liburan sekolah. Awalnya, pada hari Minggu aku mendampingi si bonang belajar naik sepeda roda dua dengan hanya melepas satu satu roda kecilnya karena bonang masih belum berani. Hanya kurang dari satu jam bonang berputar2 di lapangan. Saat memutari lapangan bonang masih mengandalkan roda kecilnya meskipun terkadang roda kecilnya tersebut terangkat saat berjalan. Latihan pertama selesai dengan hasil yang belum memuaskan.

Belajar sepeda berlanjut saat bonang berkunjung ke rumah neneknya di Kedoya. Menurut cerita mamanya, bonang belajar sepeda di lapangan rumput bersama mamanya dan dibantu oleh om Agus. Berkat motivasi yang tinggi dari mamanya dan semangat bonang yang tinggi agar bisa naik sepeda, akhirnya bonang dapat mengendarai sepeda meskipun masih terlihat kaku. Mama senang dan langsung mengabari hal tersebut kepada aku yang sedang di kantor.

Hari Sabtu, pagi ini bonang memperlihatkan bahwa dia sudah bisa mengendarai sepeda roda duanya di depan ku.Setelah dua kali bolak balik dari ujung ke ujung blok rumahku, bonang berhenti dan menghampiri aku sambil berkata "gimana yah? Aa begini (menunjukkan jempolnya ke bawah) atau begini (mengarahkan jempolnya ke atas)". Aku pun tersenyum dan berkata, "Aa sudah begini" sambil memberikan jempolku ke atas. Bonang sangat senang dan puas dengan jawabanku, dia pun kembali ke sepedanya. Selanjutnya, kita berdua mengelilingi beberapa blok di perumahan kami dengan bersepeda.

Selamat ya nak, dengan semangat, kamu sudah mampu mengatasi satu tantangan dengan baik, ke depan kamu masih akan menghadapi tantangan2 yang lain. Kamu pasti bisa, selama kamu punya SEMANGAT...Dan sesuai janji ayah, ayah akan membelikan kamu mainan helikopter.


  

Monday, June 20, 2011

Piknik Bareng ke Ragunan

Taman Margasatwa Ragunan atau lebih dikenal Kebun Binatang merupakan salah satu obyek wisata di Jakarta yang paling banyak dikunjungi pada masa2 liburan sekolah. Selain lokasinya yang mudah dijangkau, tiket masuknya pun relatif murah sehingga menjadi pilihan untuk berpiknik bersama keluarga atau rombongan. Bagi yang membawa mobil atau kendaraan pribadi tidak perlu khawatir karena lokasi parkir yang tersedia cukup luas dan biasanya jika parkir di luar sudah penuh, maka pengelola akan mengarahkan mobil untuk parkir ke dalam kebun binatang. Pada hari Minggu kemarin, kami bersama dengan keluarga dari Pandeglang dan Tanah Abang piknik bareng ke Ragunan. Hari Minggu kemarin tampaknya belum banyak orang yang berwisata ke Ragunan sehingga perjalanan kami berjalan lancar tanpa menemui kemacetan. 

Sampai di kebun binatang, kami langsung mencari lokasi yang sejuk untuk sejenak beristirahat dan menikmati makanan yang telah disiapkan.  Di saat ini moment kekeluargaan terbentuk, saat kita duduk bersama di alas tiker di bawah pohon rindang dan  makan siang bersama sambil mengobrol. Alhamdulillah, terima kasih Allah atas nikmat2-Mu sehingga kami masih diberi kesempatan berkumpul bersama. 
Selepas makan bersama, kami pun berjalan mengelilingi kebun binatang untuk melihat2 satwa2 yang dipelihara di sana. Si Bonang dan para sepupunya sangat antusias melihat binatang2 seperti beruang, rusa, orang utan, burung2 dan satwa lainnya. Di dekat kandang berang2 terdapat orang yang membawa ular sanca besar dan mempersilakan jika ada pengunjung ingin mengambil photo bersama ular tersebut. Awalnya Si Bonang and para sepupu tidak berani untuk photo bersama ular, tapi karena dibujuk oleh para mama akhirnya mereka berani di photo bersama ular. 



Perjalanan kami pun berlanjut menuju kandang gajah karena Si Bonang mengajak para sepupu untuk mencoba naik gajah. Meskipun antrian cukup panjang tampaknya tidak membuat surut mereka untuk naik ke punggung gajah. 

Dari kandang gajah, kami lanjut ke kandang jerapah karena ingin memberi makan jerapah dengan pisang yang sengaja dibawa dari rumah. Ternyata sampai di kandang jerapah, kita tidak dapat memberikan pisang karena untuk memberi makan jerapah, kita harus membayar Rp5.000,- per keluarga dan diberikan seikat kacang panjang. 

 Sebelum pulang, si Bonang dan para sepupunya menyempatkan diri berphoto bersama. Sekian deh cerita si Bonang dan para sepupu piknik bersama ke Ragunan...








Saturday, June 11, 2011

Si Bonang berwisata ke Mekarsari, Bogor...

 Hari Rabu yang lalu, tanggal 8 Juni 2011, si Bonang dan Mama bersama teman2 TK Al Ashar berwisata ke Taman Mekarsari, Bogor. Pagi2 sekali mereka sudah bangun dan menyiapkan keperluan untuk wisata. Hari masih pukul 05.00 WIB, aku mengantarkan mereka ke tempat berkumpul yang telah ditentukan. Sampai di tempat berkumpul, terlihat beberapa bis Blue Star telah menunggu dan beberapa teman si Bonang pun sudah datang. Setelah mengantarkan mereka, aku lanjut ke kantor sambil menyesalkan kenapa hari berwisata dipilih hari kerja, andainya hari weekend aku kan bisa ikut. 


Pukul 07.00 WIB, setelah seluruh peserta telah berkumpul, bis pun berangkat menuju Taman Mekarsari, Bogor. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam, akhirnya bis2 pun sampai di tujuan. Si Bonang dan teman2nya diminta berbaris sebelum memasuki Taman Mekarsari.  Terlihat wajah2 gembira saat mereka berbaris dengan rapi meskipun tampak beberapa asyik bercanda.



Satu per satu barisan anak2 dan para orang tua disertai para guru memasuki Taman Mekarsari. Kegiatan pertama, Si Bonang dan teman2 diminta untuk mewarnai topi pak tani. Setiap anak mendapatkan satu topi pak tani dan kuas, sementara catnya saling berbagi dengan beberapa anak. Sebelum berkreasi si Bonang pun bergaya di depan kamera Mama,  "say cheese..." Bagai pelukis ulung si Bonang pun mulai mewarnai topi pak tani dengan tema abstrak hehehe.


Setelah mewarnai topi pak tani, si Bonang dan teman2 melanjutkan ke lokasi persawahan. Di sana mereka akan diminta untuk  menanam padi, memandikan kerbau dan menangkap ikan. Sebelum ketiga acara tersebut, Si Bonang dan teman2 diajak menari terlebih dahulu oleh para kakak dari Taman Mekarsari. Tarian  ini dilakukan katanya biar kerbaunya nanti mau untuk dimandikan.



Setelah mendapatkan bibit padi dari para guru, si Bonang dan teman2 pun menanam padi. Selanjutnya, kegiatan memandikan kerbau bersama2  dilakukan oleh si Bonang dan teman2. Mereka dengan asyik dan bersemangat memberikan cipratan air sawah ke badan kerbau. Sang kerbau pun sepertinya pasrah diperlakukan demikian. Setelah puas memandikan kerbau, anak2 berpindah ke sawah lain untuk menangkap ikan yang sudah dipersiapkan. 




Kegiatan terakhir setelah bermain air dan lumpur di sawah adalah berkumpul kembali untuk acara berikutnya, yaitu naik kereta bersama, makan siang dan bertukar kado. Tentunya setelah si Bonang dan teman2nya mandi dan berganti baju. Setelah berkumpul kembali, si Bonang dan teman2 menaiki kereta untuk mengelilingi area Taman Mekarsari.  Selama di kereta api, mereka melihat pohon buah-buahan dan tampak pohon belimbing yang sedang panen. 

Turun dari kereta, si Bonang dan teman2 berkumpul untuk beristirahat dan menikmati makan siang bersama. Pada acara tersebut, diselingi acara pemberian pemberian piala untuk siswa2 TK Al Ashar yang dianggap berprestasi. Saat dibagikan piala, si Bonang bertanya kepada Mama, "kenapa Aa ga dapat piala ma?" dan dijawab mamanya,"piala itu buat anak yang berprestasi, makanya Aa belajar yang rajin dan percaya diri." 

Sebagai penutup acara, si Bonang dan teman2 saling bertukar kado. Setiap anak memang diharuskan membawa kado yang dibungkus dengan koran yang kemudian akan ditukar dengan kado dari teman yang lain. Agar acara tuker kado lebih seru, seluruh anak2 membuat lingkaran dan semua kado dikumpulkan di tengah2 lingkaran tersebut. Kemudian dengan diiringi musik "chaiya2 briptu norman" anak2 berputar sambil menari. Dan pada saat musik dihentikan mereka berlari ke arah tumpukan kado untuk mengambil kadonya. Si Bonang pun berlari dan lucunya ia dan salah satu temannya sama2 memegang kado yang sama sehingga mereka saling tarik menarik. Karena si Bonang dilihat bu guru pertama kali memegang kado tersebut, maka bu guru meminta temannya ian untuk mengambil kado yang lain...


Sekian deh acara jalan2 si Bonang dan Mama ke Taman Mekarsari, Bogor. Apabila ada yang ingin tau lebih lanjut tempat wisata Taman Mekarsari, Bogor, silakan lihat di link bawah ini.

http://www.mekarsari.com/




Sunday, June 5, 2011

Situ Cipondoh Tangerang

Sejak kami menempati rumah di Paku jaya, Tangerang, sudah sering mendengar adanya situ yang berlokasi tidak jauh dari rumah. Situ tersebut dikenal dengan nama Situ Cipondoh karena letaknya di daerah cipondoh atau  di pinggir jalan raya KH. Hasyim Ashari, Tangerang. Situ dengan luas sekitar 120 hektar sudah menjadi salah satu objek wisata yang kabarnya murah meriah sehingga banyak dikunjungi oleh masyarakat. Salah satu informasi yang diperoleh dari teman, di Situ Cipondoh terdapat rumah makan yang menyediakan ayam bakar dan pecak gabus yang enak.

Saat long weekend kemarin, kami pun mengunjungi Situ Cipondoh tersebut. Lokasinya yang berada di pinggir jalan, Situ Cipondoh mudah sekali untuk dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Lokasi parkir mobil di sana tidak terlalu luas (kalo ga mau dibilang sempit) tapi beruntung pada saat sampai di parkiran Situ Cipondoh, keluar satu mobil sehingga menyisakan satu parkiran kosong. Selain memberikan suasana yang sejuk dan nyaman karena angin yang bertiup sepoi2, Situ Cipondoh menyediakan pilihan tempat makan untuk pengunjung berwisata kuliner diiringi live music, permainan air (bebek air dan perahu) serta tempat memancing. 

Kami memutuskan untuk masuk ke salah satu rumah makan yang menyediakan ayam bakar. Setelah masuk rumah makan, kami memesan nasi, ayam bakar (ayam kampung nih ok banget), ikan kuek bakar (istri bilang sih kurang OK), kentang goreng plus saos tomat (favorit Aa), cah kangkung, cap cay spesial, dan minuman (jus dan es teh manis). Sebelum ke menu utama, kita memesan satu porsi otak2 dengan sambal kacang. Secara umum, cukup menyenangkan menikmati makan siang di Situ Cipondoh. Namun kami berharap pemerintah daerah memiliki keseriusan dalam menata Situ Cipondoh agar menjadi tempat wisata yang lebih baik.







Wisuda Aa Ian dari TK B

Hari ini, Sabtu tanggal 4 Juni 2011, kami mengikuti kegiatan Aa menjalani prosesi wisudanya. Setelah setahun  Aa bermain, bernyanyi dan belajar bersama guru dan teman2nya di kelas B 2 TK Islam Al Ashar, hari ini mereka harus berpisah untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Hari ini Aa dan teman2 mengenakan baju toga lengkap dengan topi dan medalinya. Baju toganya tanpa kancing dan resleting di depan tetapi hanya ada tali pita di kedua sisinya, jadi ketika dipakai seperti harry potter, tentu tanpa tongkat dan sapu sihirnya.

Sebelum acara wisuda dimulai, setiap anak diphoto satu per satu dengan background rak buku2 seperti di perpustakaan. Setelah itu anak2 akan diphoto bersama satu kelas dengan para guru TK. Butuh kesabaran yang tinggi bagi photografer maupun para guru dalam mengatur untuk pengambilan setiap photo anak2 baik ketika photo sendiri2 maupun photo bersama2.


Setelah acara photo2 selesai, anak2 diminta masuk ke ruangan lain untuk persiapan acara wisuda. Awalnya aku berpikir, mereka akan keluar ruangan setelah dipanggil satu per satu, kemudian naik ke panggung dan dipindahkan tali di topinya dari kiri ke kanan. Ternyata hal itu tidak terjadi sama sekali. Acara pertama dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah. Kemudian dilanjutkan pembacaan surat Al quran oleh tiga orang anak.



Setelah itu, anak2 mulai dipanggil satu per satu untuk naik ke atas panggung dan ternyata tanpa baju toga. Baju toga mereka telah dilepaskan/dikembalikan ke ibu guru dan mengenakan baju putih serta celana hitam yang dipakai dari rumah.



Setelah seluruh anak telah dipanggil semua, mereka membawakan beberapa lagu, salah satunya lagu terima kasih guruku. Meskipun berdiri di barisan ke tiga dari depan, terlihat Aa ikut bernyanyi dengan sungguh2 dan badannya pun turut berayun ke kanan dan ke kiri. Kami tersenyum bangga melihat perkembangan Aa sampai saat ini. Terbayang masa satu dan dua tahun sebelumnya, Aa masih pemalu dan takut menghadapi hal2 yang baru.

Selesai bernyanyi, anak2 kemudian turun dari panggung menuju ke arah ibu kepala sekolah. Mereka mencium tangan ibu kepala sekolah dan ibu kepala sekolah memberikan bunga kepada anak satu per satu. Selanjutnya, anak2 menuju orang tua masing-masing. Aa pun demikian, setelah mencium tangan ibu kepala sekolah, Aa berlari menuju kami dan setelah berada dalam pangkuan mamanya, Aa bertanya "mama ama ayah senang lihat Aa diwisuda?".

Monday, May 23, 2011

Kisah Seguci Emas dan Sebuah Apel...

Sebuah kisah yang aku dapat dari milis yang menurutku bermanfaat untuk disharing sebagai bahan perenungan kita bersama. 

Sebuah kisah yang terjadi di masa lampau, sebelum Nabi kita Muhammad dilahirkan. Kisah yang menggambarkan kepada kita pengertian amanah, kezuhudan, dan kejujuran serta wara’ yang sudah sangat langka ditemukan dalam kehidupan manusia di abad ini.  Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: 
Rasulullah bersabda:

Ada seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari seseorang. Ternyata di dalam tanahnya itu terdapat seguci emas. Lalu berkatalah orang yang membeli tanah itu kepadanya:  “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.” Si pemilik tanah berkata kepadanya: “Bahwasanya saya menjual tanah kepadamu berikut isinya.”

Akhirnya, keduanya menemui seseorang untuk menjadi hakim. Kemudian berkatalah orang yang diangkat sebagai hakim itu: “Apakah kamu berdua mempunyai anak?” Salah satu dari mereka berkata:“Saya punya seorang anak laki-laki.” Yang lain berkata: “Saya punya seorang anak perempuan.” Kata sang hakim: “Nikahkanlah mereka berdua dan berilah mereka belanja dari harta ini serta bersedekahlah kalian berdua.”

Sungguh, betapa indah apa yang dikisahkan oleh Rasulullah ini. Di zaman yang kehidupan serba dinilai dengan materi dan keduniaan. Bahkan hubungan persaudaraan pun dibina di atas kebendaan. 

Wallahul musta’an.

Dalam hadits ini, Rasulullah mengisahkan, transaksi yang mereka lakukan berkaitan sebidang tanah. Si penjual merasa yakin bahwa isi tanah itu sudah termasuk dalam transaksi mereka. Sementara si pembeli berkeyakinan sebaliknya; isinya tidak termasuk dalam akad jual beli tersebut.

Kedua lelaki ini tetap bertahan, lebih memilih sikap wara’, tidak mau mengambil dan membelanjakan harta itu,
karena adanya kesamaran, apakah halal baginya ataukah haram? Mereka juga tidak saling berlomba mendapatkan harta itu, bahkan menghindarinya. Simaklah apa yang dikatakan si pembeli tanah: “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”

Barangkali kalau kita yang mengalami, masing-masing akan berusaha cari pembenaran, bukti untuk menunjukkan dirinya lebih berhak terhadap emas tersebut. Tetapi bukan itu yang ingin kita sampaikan melalui kisah ini. Hadits ini menerangkan ketinggian sikap amanah mereka dan tidak adanya keinginan mereka mengaku-aku sesuatu yang bukan haknya. Juga sikap jujur serta wara’ mereka terhadap dunia, tidak berambisi untuk mengangkangi hak yang belum jelas siapa pemiliknya. Kemudian muamalah mereka yang baik, bukan hanya akhirnya menimbulkan kasih sayang sesama mereka, tetapi menumbuhkan ikatan baru berupa perbesanan, dengan disatukannya mereka melalui perkawinan putra putri mereka. Bahkan, harta tersebut tidak pula keluar dari keluarga besar mereka. Allahu Akbar.

Bandingkan dengan keadaan sebagian kita di zaman ini, sampai terucap dari mereka: “Mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal?” Subhanallah.

Kemudian, mari perhatikan sabda Rasulullah dalam hadits An-Nu’man bin Basyir: “Siapa yang terjatuh ke dalam syubhat (perkara yang samar) berarti dia jatuh ke dalam perkara yang haram.” Rasulullah sudah menjelaskan pula dalam sabdanya yang lain: “Tinggalkan apa yang meragukanmu, kepada apa yang tidak meragukanmu.”

Yakni tinggalkanlah apa yang engkau ragu tentangnya, kepada sesuatu yang meyakinkanmu dan kamu tahu bahwa itu tidak mengandung kesamaran. Sedangkan harta yang haram hanya akan menghilangkan berkah, mengundang kemurkaan Allah, menghalangi terkabulnya doa dan membawa seseorang menuju neraka jahannam.

Tidak, ini bukan dongeng pengantar tidur. Inilah kisah nyata yang diceritakan oleh Ash-Shadiqul Mashduq (yang benar lagi dibenarkan), yang Allah berfirman tentang beliau: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4)

Kedua lelaki itu menjauh dari harta tersebut sampai akhirnya mereka datang kepada seseorang untuk menjadi hakim yang memutuskan perkara mereka berdua. Menurut sebagian ulama, zhahirnya lelaki itu bukanlah hakim, tapi mereka berdua memintanya memutuskan persoalan di antara mereka. Dengan keshalihan kedua lelaki tersebut, keduanya lalu pergi menemui seorang yang berilmu di antara ulama mereka agar memutuskan perkara yang sedang mereka hadapi. 

Adapun argumentasi si penjual, bahwa dia menjual tanah dan apa yang ada di dalamnya, sehingga emas itu bukan miliknya. Sementara si pembeli beralasan, bahwa dia hanya membeli tanah, bukan emas. Akan tetapi, rasa takut kepada Allah membuat mereka berdua merasa tidak butuh kepada harta yang meragukan tersebut.

Kemudian, datanglah keputusan yang membuat lega semua pihak, yaitu pernikahan anak laki-laki salah seorang dari mereka dengan anak perempuan pihak lainnya, memberi belanja keluarga baru itu dengan harta temuan tersebut, sehingga menguatkan persaudaraan imaniah di antara dua keluarga yang shalih ini. Perhatikan pula kejujuran dan sikap wara’ sang hakim. Dia putuskan persoalan keduanya tanpa merugikan pihak yang lain dan tidak mengambil keuntungan apapun. Seandainya hakimnya tidak jujur atau tamak, tentu akan mengupayakan keputusan yang menyebabkan harta itu lepas dari tangan mereka dan jatuh ke tangannya.

Pelajaran yang kita ambil dari kisah ini adalah sekelumit tentang sikap amanah dan kejujuran serta wara’ yang
sudah langka di zaman kita. Adapun hukum masalah ini, maka para ulama berpendapat apabila seseorang menjual tanahnya kepada orang lain, lalu si pembeli menemukan sesuatu yang terpendam dalam tanah tersebut, baik emas atau yang lainnya, maka harta terpendam itu tidak menjadi milik pembeli dengan kepemilikannya terhadap tanah yang dibelinya, tapi milik si penjual. Kalau si penjual membelinya dari yang lain pula, maka harta itu milik orang pertama. Karena harta yang terpendam itu bukan bagian dari tanah tersebut.

Berbeda dengan barang tambang atau galian. Misalnya dia membeli tanah, lalu di dalamnya terdapat barang
tambang atau galian, seperti emas, perak, atau besi (tembaga, timah dan sebagainya). Maka benda-benda ini, mengikuti tanah tersebut.

Kisah lain, yang mirip dengan ini, terjadi di umat ini. Kisah ini sangat masyhur, wallahu a’lam.

Beberapa abad lalu, di masa-masa akhir tabi’in. Di sebuah jalan, di salah satu pinggiran kota Kufah, berjalanlah seorang pemuda. Tiba-tiba dia melihat sebutir apel jatuh dari tangkainya, keluar dari sebidang kebun yang luas. Pemuda itu pun menjulurkan tangannya memungut apel yang nampak segar itu. Dengan tenang, dia memakannya.

Pemuda itu adalah Tsabit. Baru separuh yang digigitnya, kemudian ditelannya, tersentaklah dia. Apel itu bukan
miliknya! Bagaimana mungkin dia memakan sesuatu yang bukan miliknya? Akhirnya pemuda itu menahan separuh sisa apel itu dan pergi mencari penjaga kebun tersebut. Setelah bertemu, dia berkata: “Wahai hamba Allah, saya sudah menghabiskan separuh apel ini. Apakah engkau mau memaafkan saya?”

Penjaga itu menjawab: “Bagaimana saya bisa memaafkanmu, sementara saya bukan pemiliknya. Yang berhak memaafkanmu adalah pemilik kebun apel ini.” “Di mana pemiliknya?” tanya Tsabit. “Rumahnya jauh sekitar lima mil dari sini,” kata si penjaga. Maka berangkatlah pemuda itu menemui pemilik kebun untuk meminta kerelaannya karena dia telah memakan apel milik tuan kebun tersebut.

Akhirnya pemuda itu tiba di depan pintu pemilik kebun. Setelah mengucapkan salam dan dijawab, Tsabit berkata dalam keadaan gelisah dan ketakutan: “Wahai hamba Allah, tahukah anda mengapa saya datang ke sini?” “Tidak,” kata pemilik kebun. “Saya datang untuk minta kerelaan anda terhadap separuh apel milik anda yang saya temukan dan saya makan. Inilah yang setengah lagi.”  

“Saya tidak akan memaafkanmu, demi Allah. Kecuali kalau engkau menerima syaratku,” katanya. Tsabit bertanya: “Apa syaratnya, wahai hamba Allah?” Kata pemilik kebun itu: “Kamu harus menikahi putriku.” Si pemuda tercengang seraya berkata: “Apa betul ini termasuk syarat? Anda memaafkan saya dan saya menikahi putri anda? Ini anugerah yang besar.”

Pemilik kebun itu melanjutkan: “Kalau kau terima, maka kamu saya maafkan.” Akhirnya pemuda itu berkata:
“Baiklah, saya terima.” Si pemilik kebun berkata pula: “Supaya saya tidak dianggap menipumu, saya katakan bahwa putriku itu buta, tuli, bisu dan lumpuh tidak mampu berdiri.” Pemuda itu sekali lagi terperanjat. Namun, apa boleh buat, separuh apel yang ditelannya, kemana akan dia cari gantinya kalau pemiliknya meminta ganti rugi atau menuntut di hadapan Hakim Yang Maha Adil?

“Kalau kau mau, datanglah sesudah ‘Isya agar bisa kau temui istrimu,” kata pemilik kebun tersebut. Pemuda itu seolah-olah didorong ke tengah kancah pertempuran yang sengit. Dengan berat dia melangkah memasuki kamar istrinya dan memberi salam. Sekali lagi pemuda itu kaget luar biasa. Tiba-tiba dia mendengar suara merdu yang menjawab salamnya. Seorang wanita berdiri menjabat tangannya. Pemuda itu masih heran kebingungan, kata mertuanya, putrinya adalah gadis buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tetapi gadis ini? Siapa gerangan dia? Akhirnya dia bertanya siapa gadis itu dan mengapa ayahnya mengatakan begitu rupa tentang putrinya. 

Istrinya itu balik bertanya: “Apa yang dikatakan ayahku?” Kata pemuda itu: “Ayahmu mengatakan kamu buta.” “Demi Allah, dia tidak dusta. Sungguh, saya tidak pernah melihat kepada sesuatu yang dimurkai Allah.” “Ayahmu mengatakan kamu bisu,” kata pemuda itu. “Ayahku benar, demi Allah. Saya tidak pernah mengucapkan satu kalimat yang membuat Allah murka.” “Dia katakan kamu tuli.” “Ayah betul. Demi Allah, saya tidak pernah mendengar kecuali semua yang di dalamnya terdapat ridha Allah.” “Dia katakan kamu lumpuh.” “Ya. Karena saya tidak pernah melangkahkan kaki saya ini kecuali ke tempat yang diridhai Allah.”

Pemuda itu memandangi wajah istrinya, yang bagaikan purnama. Tak lama dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang hamba Allah yang shalih, yang memenuhi dunia dengan ilmu dan ketakwaannya. Bayi tersebut diberi nama Nu’man; Nu’man bin Tsabit Abu Hanifah. Duhai, sekiranya pemuda muslimin saat ini meniru pemuda Tsabit, ayahanda Al-Imam Abu Hanifah. Duhai, sekiranya para pemudinya seperti sang ibu, dalam, ‘kebutaannya, kebisuan, ketulian, dan kelumpuhannya’.

Demikianlah cara pandang orang-orang shalih terhadap dunia ini. Adakah yang mengambil pelajaran?

Wallahul Muwaffiq.

Sumber: http://www.asysyariah.com/syariah/ibrah/425-kisah-seguci-emas-ibrah-edisi-49.html




Monday, May 16, 2011

Ke Gelanggang Samudera Ancol...

Pada hari Senin di "Harpitnas" (hari kejepit nasional) yang mendadak dinyatakan hari libur oleh Pemerintah, Ian (my little prince) mengajak untuk jalan2 ke Ancol. Dari beberapa pilihan wahana yang ada di Ancol, Ian memilih ke wahana Gelanggang Samudera karena ingin melihat pentas lumba2. Meskipun harpitnas telah dinyatakan hari libur, lalu lintas kendaraan sepertinya tidak terpengaruh seperti hari Senin biasa, "padat dan macet".


Setelah melalui kepadatan lalu lintas Jakarta, akhirnya sampai juga kita di Ancol. Untuk masuk Ancol, kita harus membayar tiket 15 ribu per orang dan tambahan 15 ribu untuk yang membawa kendaraan mobil. Setelah berputar2 mencari tempat parkir "sinia", kita pun sampai di wahana Gelanggang Samudera. Hari ini adalah kunjungan kita yang ketiga ke wahana Gelanggang Samudera. Untuk masuk ke wahana Gelanggang Samudera, kita harus membayar 70 ribu per individu, lumayan mahal tetapi dengan biaya tersebut kita dapat menikmati seluruh wahana pertunjukan dan permainan di Gelanggang Samudera tanpa harus membayar lagi. Hari ini pengunjung Gelanggang Samudera sangat banyak sekali, terdapat banyak rombongan anak2 sekolah dari TK s.d. SLTA baik dari dalam kota maupun luar kota.


Wahana pentas lumba2 merupakan pilihan pertama kita karena wahana ini merupakan "icon utama"nya Gelanggang Samudera.  Untuk bisa masuk ke wahana pentas lumba2, kita harus berdesak2an dan terjepit. Sepertinya pengelola kurang mampu mengantisipasi lonjakan pengunjung seperti ini. Mereka hanya berteriak2 kepada pengunjung untuk tidak saling dorong dan itu pun sepertinya tidak dipedulikan oleh para pengunjung. Mengingat kondisi saling dorong untuk berebut masuk ke dalam wahana, aku pun terpaksa menggendong si Ian. Hal ini cukup memprihatinkan  karena ada beberapa anak yang menangis terdesak dan terjepit oleh para pengunjung. Menurutku, seharusnya pengelolaan menyediakan tali antrian sehingga dapat mengatur pengunjung dengan lebih baik (atau memang orang indonesia yang tidak bisa tertib ya :( ...)

Acara pertama di pentas lumba2 adalah pentas dua ekor singa laut. Dengan dipandu pembawa acara dan bantuan pelatih, kedua singa laut pun beraksi seperti berjoget, berhitung, memberi hormat, menangkap bola dan lingkaran holahop dan memasukkan bola ke dalam keranjang serta aksi2 lucu yang membuat Ian dan anak2 lain tertawa. Acara berikutnya adalah pentas dua ekor lumba2. Kedua ekor lumba2 beraksi dengan melompat tinggi mencium bola dan menangkap ikan. Selain itu, kedua lumba juga diminta untuk berjoget dengan diiringi lagu india chaiya2. Jika dibandingkan dengan kunjungan kita sebelumnya, acara hari ini  lebih cepat dan kurang attraktif mungkin karena frekuensi pertunjukan yang ditambah mengingat pengunjung sangat banyak.


Setelah pentas lumba2, kita menuju ke wahana berikutnya, yaitu pentas aneka satwa. Di wahana ini, kita melihat beberapa binatang melakukan aksi2 yang membuat anak2 tertawa dan terpukau, seperti burung makau, berang2, beruang madu, bebek dan kuda nil. Binatang yang pertama kali pentas adalah 3 ekor burung makau yang berwarna warni. Setiap burung menampilkan aksinya seperti membuka puzzle "SELAMAT DATANG", memasukkan lingkaran ke dalam tiang yang sesuai dengan warna lingkaran dan berjoget. Aksi selanjutnya adalah aksi dua ekor berang2. Kedua ekor berang2 ini menampilkan aksi2 lucu seperti menaikan bendera, membuang sampah ke tempat sampah, berdagang bakso dan bermain basket.

Pentas yang ketiga adalah pentas beruang madu yang menampilkan aksi2 lucu seperti berjalan terpeleset, push up dan naik sepeda. Acara ditutup dengan aksi binatang terbesar di wahana tersebut yang beratnya hampir mencapai  2 ton, yaitu kuda nil. Aksi kuda nilnya sih cuma makan aja tetapi karena dibawakan dengan jenaka oleh pembawa acara dan pelatih, membuat Ian dan anak2 menjadi tertawa. 

Setelah wahana pentas satwa, Ian memilih bermain di wahana "Kiddy bumpy cars" atau bom2 car dan "boto2". Boto2 itu adalah permainan pesawat terbang yang berjalan berputar dan dapat bergerak naik apabila tuas di pesawat ditarik ke belakang. Sebenarnya kita ingin masuk ke wahana 4 dimensi dan pirates scorpion tetapi mengingat antrian pengunjungnya sudah panjang sekali, kita pun tidak jadi ikut mengantri. Akhirnya kita putuskan untuk meninggalkan Gelanggang Samudera. 

Sebelum pulang ke rumah, kita memutuskan untuk jalan2 sebentar di tepi pantai. Angin pantai yang sejuk dan suara air laut memberikan nuasa khas dan nyaman bagi para pengunjung. Banyak pasangan2 dan kelompok para pemuda duduk bersantai di tepi pantai menikmati suasana pantai Ancol di sore hari. Kita bertiga berjalan   menuju galangan yang dibuat menjorok ke tengah laut. Saat berjalan2 di tepi pantai, Ian tertarik dengan gondola yang melintas di atas kita. Akhirnya kita memutuskan untuk mencoba naik gondola tersebut.

Untuk naik gondola, kita harus membayar 40 ribu per orang dan naik ke lantai atas stasiun gondola dengan berjalan kaki yang lumayan buat exercise (ga ada lift). Setelah sampai di atas stasiun gondola, kita akan dibantu petugas stasiun untuk menaiki gondola. Akhirnya kita berada di dalam gondola dan mulai bergerak melintasi pantai Ancol. Dari atas gondola, kita bisa melihat beberapa wahana di Ancol dan hotel mercure (jadi kangen nginap di sana) serta para pengunjung yang sedang bermain2 di pantai. Sekitar 25 menit waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan dari stasiun A ke stasiun C dan kembali lagi ke stasiun A. Berakhir dengan gondola, berakhir pula wisata kita di Ancol hari ini...